Sam Ratulangi
Tokoh kita ini bernama Dr. Gerungan
Saul Samuel Jacob Ratulangi yang dilahirkan
di Tondano pada 5 November 1890 dan meninggal
pada 30 Juni 1949. Pendidikan beliau dokter
dalam ilmu pasti dan ilmu alam di Swiss.
Beliau juga bekerja sebagai penerbit dan pemimpin mingguan
Nasionale Komentaren. Beliau pernah
menjabat sebagai Gubernur Propinsi
Sulawesi Utara. “Nasionale Komentaren” adalah
mingguan bahasa Belanda yang diterbitkan
Dr Sam Ratulangi yang sungguh suatu
perbuatan yang patut terpuji, lebih-lebih
setelah terbukti bahwa mingguan yang
tidak bermodal itu kemudian berkembang
dan terus menanjak. Sejarahwan Dr. Soeroto
dalam harian Kompas menyebutkan
bahwa mingguan Nasional Komentaren
yang diterbitkan dan dipimpin Dr. Sam
Ratulangi merupakan majalah yang paling
terkemuka pada tahun 1938-1942. Dalam
block note semacam pojok dari “Nasionale Komentaren” yang jika diterjemhakan
dalam bahasa Indonesia berbunyi “ nasib
rakyat Indonesia bukan lagi seperti seekor
domba yang dicukur bulunya” tapi sudah di
ibaratkan seekor ayam yang dikelupaskan
kulitnya. Bahwa kemudian pihak Belanda
tidak sepak terjang Dr. Sam Ratulangi itu
mudah dipahami justru karenanya mereka
mencari dalih dan alasan bagaimana
menjatuhkan nama Dr. Sam Ratulangi ini di
mata rakyat pengikutnya yang mencintainya.
Pada tahun 1936 karena kurang waspada
beliau telah masuk perangkap Belanda
dan beliau masih sempat membuat buku
dengan judul “ Indonesia in The Pasific”.
Demikiannya populernya Dr.Sam Ratulangi
sampai sampai harian Sinar Daily yang
diterbitkan di medan menuliskan dirinya.
Beliau adalah bintang diantara beberapa
banyak bintang Indonesia yang berkilau.
Nomor Registrasi |
: |
1.2 |
Tahun Registrasi |
: |
1993 |
Nomor Iventaris
|
: |
MP.PC/PEU0324a |
Kontributor
|
: |
Kasman K.S. |
Bahan
|
: |
|
Ukuran
|
: |
p: 56 cm, l: 26 cm, t: 70 cm |